Bertempat di ruang serba guna SMA 2 Dumai, pada
hari Minggu 28 Desember 2014 MUI Kota Dumai melaksanakan seminar pendidikan
Islam untuk guru-guru yang beragama Islam. Acara seminar ini menghadirkan dua
narasumber; Lukman Syarif, MA. Dan Drs. Kamarudin, serta Melliana, ST. MM.
Sebagai moderator, yang alhamdulillah
telah diikuti lebih dari 65 Orang peserta yang keseluruhannya terlihat sangat
bersemangat dan antusias selama mengikuti acara seminar. Seminar pendidikan
Islam yang dilaksanakan oleh MUI Kota Dumai dapat dianggap sebagai seminar yang
baru yang patut untuk dikedepankan agar dapat mewarnai dan memberikan
sumbangsih pada proses pengembangan pendidikan dan peningkatan kualitas anak
bangsa. Berkaca pada kenyataan hari ini MUI Kota Dumai merasa sangat terpanggil
dan tersentuh menyaksikan sebagian generasi muda Muslim yang cenderung bersikap
malu tampak miskin tapi tak malu tampak bodoh, malu tak tampak cantik tapi tak
malu tak tahu apa-apa, bosan susah buru-buru mau kaya, hidup dengan budaya instan
dan cenderung tanpa usaha, tak pandai bersyukur dan selalu lupa berterimaksih, miskin
cita-cita tapi tinggi angan-angan.
Seminar ini dilaksanakan untuk mengangkat esensi
pendidikan dalam kacamata Islam sebagai sebuah upaya murni untuk meningkatkan kualitas kehidupan ummat yang
bernuasa ibadah dan pengabdian. Lukman Syarif, MA. Ketua MUI Dumai dalam
pemaparannya mendefinisikan pendidikan Islam sebagai sebuah proses penanaman
nilai dan norma dengan mempengaruhi anak didik
dengan berbagai pengaruh positif dan edukatif yang dipilih secara
selektif dan afirmatif untuk membantu pertumbuhan anak didik menjadi generasi
harapan ummat. Pendidikan dapat dianggap sebagai sebuah proses demokratisasi
tingkat tinggi, karena pendidikan adalah sebuah usaha yang sungguh-sungguh dan
berkesinambungan, melahirkan sebuah generasi Islami yang siap menjadi agen
perubahan pada kehidupan ummat, berbangsa dan bernegara, dengan melahirkan para
pemimpin Islami yang berkualitas dan penuh rasa pengabdian kepada ummat dan
agama. Lebih lanjut Lukman Syarif, menyatakan bahwa tugas seorang guru Muslim
adalah mengajarkan anak didik tentang data, realita dan fakta serta lingkungan
dan tantangan zaman yang mereka hadapi, kemudian pembentukan kepribadian dengan
melakukan koreksi menyeluruh terhadap perilaku anak didik, dan pemahaman
tekstual yang baik serta penguasaan hikmah atau kebijaksanaan yang memadai
sebagaimana terpatri pada intisari ayat 164 surah Ali Imran.
Pada pemaparan kedua Drs. H. Kamarudin meyampaikan
bahwa sekolah dan pendidikan hari ini bukan saja menuntut para guru untuk menyempurnakan
tugas dan tanggungjawab mereka dalam mencetak setiap anak didik menguasai baca tulis dan menghitung, malah menguasai pengetahuan
dan keahlian-keahlian baru serta akhlak yang mulia. Oleh sebab itu tugas dan
tanggungjawab serta komitmen guru haruslah bertambah dan meningkat dari sebelumnya
dan ini sudah tentu memerlukan satu sikap baru dan 'pandangan baru' dalam
menempuh kesuksesan pendidikan secara keseluruhannya. Sikap negatif sebagian
guru Muslim yang kurang peduli dengan akhlak dan kepribadian siswa, serta
kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya, dapat menghambat proses pengembangan
generasi muda Muslim, serta peningkatan kualitas anak bangsa. Sesungguhnya menjadi
guru yang efektif, penuh keteladanan dan sekolah yang berpengaruh, prestasi pendidikan
yang sukses dan cemerlang bukan suatu yang mustahil untuk dicapai. Syarat yang
utama adalah kesiapan dan kesanggupan guru-guru mengubah paradigma, mengubah
pola berfikir, merevisi sikap dan pola tindak serta berusaha dengan gigih untuk
menjadi guru yang profesional dan tidak mudah patah semangat, serta selalu
mengedepankan etika dan keteladanan, serta jauh dari hal-hal yang bersifat
matrealistis dan hedonis.
Pada sesi tanya jawab
lukman Syarif menyatakan bahwa; Kelemahan dan kegagalan murid adalah
manifestasi dari kelemahan dan kegagalan para guru. Semua guru Muslim
bertanggung jawab sama terhadap akhlak dan keagamaan para siswa dengan tanpa
membedakan bidang studi yang mereka ajar karena Islam tidak mengenal dikotomi
dalam pendidikan. Guru yang profesional senantiasa menunjukkan ciri-ciri kekuatan
ilmu dan bertingkah-laku dengan keluhuran etika kerja serta mempunyai kefahaman
yang jelas dan mendalam, kesungguhan dan komitmen yang tinggi pada penyelesaian
tugasnya di sekolah. Guru yang berjiwa tangguh tidak mudah mengaku kalah dalam
kerjanya, dan mempunyai sikap optimis dalam semua tindakan, serta siap belajar
dari kesalahan dan kelemahan. Seminar ini diakhiri dengan kuis berhadiah
buku-buku agama yang disambut riang dan semagat oleh para peserta seminar,
serta ucapan terimakasih kepada Pemerintah Kota Dumai, Kepala Sekolah SMA 2 dan seluruh jajarannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar