Agama adalah hal yang mendasar dan asasi bagi kita semua, sebagaimana yang termaktub pada kitab suci dan sunnah nabi, serta konstitusi kita, bahkan ianya diletakkan pada sila pertama Pancasila. Beragama bukahlah hiasan bibir semata, atau angan-angan surga tanpa amal nyata, tetapi ia adalah sebuah keimanan yang tersemat di dalam dada yang dibuktikan dan diterjemahkan dengan sebuah komiten agama yang kuat, amal sholeh dan program hidup Islami yang nyata. Sesungguhnya nilai-nilai murni agama hanya akan hadir dalam kehidupan nyata jika setiap elemen ummat terutama para pembuat keputusan ( Decision makers ) dan pembuat kebijakan ( Policy makers ) menunjukkan keberpihakan agama dan ummat melalui rahmat anugerah kuasa yang mereka terima dari Allah swt. Setiap kita nantinya di alam barzakh tidak akan ditanya tentang suku, warna kulit dan warga Negara, tetapi apakah sumbangsih kita dengan segala rahmat yang ada, kepada ummat dan agama. Sikap sebagian kita hari ini yang terkadang cenderung berlebihan terhadap dunia namun bersikap alakadarnya atau sekedar basa-basi dalam keberpihakan kepada umat dan agama hanya akan membuahkan kerugian dan kerusakan besar pada ummat dan agama.
Lukman Syarif, MA. Ketua MUI Kota Dumai melihat, bahwa perkembangan kehidupan beragama di Kota Dumai dapat dianggap lebih baik berbanding beberapa daerah lainnya, dengan syi’ar-syi’ar agama yang berkebang dengan baik terutama di bulan raadhan. Semangat beragama ummat juga meningkat pada masyarakat Islam Kota Dumai yang ditandai dengan keaktifan beberapa kelompok pengajian dan aktifitas beberapa masjid serta dedikasi tinggi para muballigh yang sangat aktif mensyi’arkan ajaran Islam di Kota Dumai. Sesunggunhnya tanggungjawab untuk mencerdaskan ummat berada di pundak pada setiap kita sesuai dengan rahmat, harta, kesehatan, ilmu pengetahuan dan kuasa yang Allah berikan kepada kita. Lebih lanjut Lukman Syarif menyatakan; bahwa pembangunan yang mengabaikan aspek agama, nilai-nilai luhur, norma kehidupan dan akhlak tak lebih dari sebuah proses percepatan kehancuran sebuah pradaban kemausian, karena manusia tidak lagi dianggap manusia sempurna bila kering dan jauh dari nilai-nilai agama, dan akhirnya kita akan berhadapan dengan generasi muda yang hilang karena mereka ada seakan tiada, karena miskin, agama, nilai, akhlak dan norma. Jika pembangunan tidak menjadikan agama sebagai barometer utama maka pembangunan yang kita lakukan akan menghasil efek bumerang yang merusak diri kita sendiri, serta melahirkan ummat dengan kualitas buih air laut banyak tapi tak berdaya, seperti pepatah lama menang sorak tapi kampun tergadai. MUI Kota Dumai akan terus mengajak seluruh elemen ummat untuk menjadikan agenda pembangunan ummat dan agama sebagai agenda dan program utama dalam kehidupan kita, karena orang yang bermasalah dengan agamanya akan bermasalah dalam hubungannya dengan ummat dan Allah swt penguasa alam semesta.
*** Rilis Ketua MUI Kota Dumai Lukman Syarif, MA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar