Sabtu, 26 Februari 2011

JADIKAN HIJRAH MOMENTUM PERUBAHAN

JADIKAN HIJRAH MOMENTUM PERUBAHAN

1 muharram 1430H adalah sebuah golden opportunity atau kesempatan emas bagi setiap Muslim untuk melakukan refleksi dan evaluasi kritis dalam bentuk otokritik atau melakukan analisa kritis terhadap perjalanan hidup kita di masa lalu dengan segala warnapwarni kehidupan yang ada di dalamnya. Sesungguhnya perjalanan hidup manusia di dunia ini tak obahnya bagaikan arus sungai yang mengalir dengan derasnya dari hulu hingga ke hilir. Jika kita menemukan adanya kekeruhan di hilir sungai tentunya hal itu sangat erat hubungannya dengan apa yang terjadi di hulu berupa tumpukan sampah atau dampak erosi maupun abrasi . Jika kita berkaca kepada petuah dan pepatah orangtua kita di masa lalu yang pernah berkata: Pokok tak akan bergoyang kalau tak ada angin yang berembus, atau jika ada asap tentunya ada api, tentunya kita dapat memahami konsep kausalitas atau hubungan sebab akibat dalam hidup kita. Pribahasa di atas jelas menunjukkan bahwa hubungan sebab akibat dari tingkah laku dan perbuatan kita dalam kehidupan manusia di dunia ini. Apa yang kita lakukan di masa lalu tentunya sangat berhubungan dengan kehidupan kita hari ini. Jika kita banyak melakukan hal-hal baik dan positif di masa lalu tentunya kehidupan kita hari akan penuh dengan berkah kedamaian, ketentraman dan kebahagiaan, namun jika kita pada masa yang lalu lebih banyak melakukan hal-hal buruk, negatif dan destruktif atau merusak tentunya kehidupan kita pada hari ini akan menjadi suram, penuh masalah dan tak luput dirundung malang dengan masa depan yang kabur dan tidak jelas.

Sesungguhnya kehidupan manusia di dunia ini hanya terbatas pada tiga hari saja. Hari kemarin, hari ini, dan hari esok. Hari kemarin yang telah berlalu, hari ini yang tidak akan kekal bersama kita, dan hari esok yang belum pasti bagaimana nasib dan keadaan kita. Hari kemarin menjadi sejarah, hari ini menjadi kenyataan dan hari esok menjadi harapan. Kita tidak dapat berbuat apa-apa terhadap masa lalu karena telah menjadi bagian dari sejarah dari hidup kita, namun kita dapat berbuat banyak hari ini dengan segala cara dan upaya kita untuk merangkai hari esok yang lebih baik yang menjadi harapan kita semua. Kesalahan masa lalu hendaklah menjadi pengajaran dan sempadan bagi kita dalam menyikapi kenyataan hari ini dan merencanakan hari esok. Setiap manusia pasti pernah bersalah dan berdosa dalam hidupnya baik secara sengaja ataupun tidak sengaja. Semua kesalahan dan dosa tersebut adalah sesuatu yang dapat dianggap lumrah dan wajar bagi manusia, jika setiap kesalahan tersebut disikapi dengan sebuah keinsafan yang mendalam dan penyesalan serta taubat nasuha, sehingga sebuah kesalahan tidak pantas untuk terjadi dua kali atau berulang-ulang dalam kehidupan seorang Mukmin. Sesungguhnya orang yang tidak sanggup mengakui kesalahan dan dosa yang pernah ia lakukan akan sulit untuk dapat melakukan perubahan dan hal-hal yang baik serta benar di dalam hidupnya.

Ken Blanchard, pengarang buku "The One Minute Manager" menyatakan bahwa kita biasanya bersikap keras dalam mempertahankan keyakinan yang lama dan sukar menerima perubahan karena beberapa sebab atau alasan ;
• Pada saat kita berpikir tentang perubahan, kita sering memikirkan hal-hal yang harus dan mesti kita lepaskan demi perubahan tersebut, bukan hal-hal yang akan kita dapat, berupa keuntungan dari upaya perubahan yang akan kita lakukan .
• Setiap orang mempunyai tahap toleransi yang berbeda dalam menerima sebuah peruba serta keadaan, serta latar belakang psikologis seseorang.
• Adanya kecenderungan yang kuat dan tuntutan perasaan yang bergelora dalam jiwa kita, untuk mempertahankan dan kembali kepada keadaan asal, dengan sebuah keyakinan bahwa keadaan dulu lebih baik dari sekarang.

Plato pernah berkata bahwa; "Kemenangan yang utama ialah kemampuan kita untuk menaklukkan atau mengalahkan diri sendiri." Hal ini di dukung oleh Garfield yang berkata, "Di dunia ini semua benda-benda pada hakikatnya tidak pernah berubah, kecuali ada orang yang merubahnya." Perubahan tidak terjadi tanpa ada penggerak atau sebab, dan perubahan yang paling berat dan paling sukar ialah merubah diri dan pribadi kita sendiri.

Melirik kepada hijrah rasulullah saw yang terjadi pada 1430 tahun yang lalu adalah benar-benar menjadi momentum perubahan bagi ummat. Dari kekufuran kepada Islam, dari dosa kepada pahala, dari permusuhan kepada perdamaian, dari kejahilan kepada nur dan ilmu pengetahuan, dari kehidupan individualistik yang sia-sia kepada kehidupan ummatis yang penuh makna. Semua ini bermula dari keinsafan, kesadaran dan kerelaan setiap elemen ummat untuk merubah pola pikir dan pola hidup mereka. Kita mesti yakin dengan keyakinan yang teguh bahwa segalanya di dunia ini yang bernama makhluk pasti berubah dan yang tetap hanyalah perubahan. Jika kita tidak berubah maka kita akan dirubah oleh zaman, lingkungan dan keadaan. Kita mestilah tampil sebagai arsitek sebuah perubahan bukan hanya berpuas hati menjadi bagian dari sebuah perubahan. Kita mesti mau belajar untuk berubah. Jika kita tidak belajar kita tidak akan berubah, dan jika kita tak berubah berarti kita telah mati pada kehidupan ini sebelum ajal menjemput kita.

Tidak ada komentar: