JAMAAH ALMAGHFIRAH RUTAN DUMAI BERSAMA MUI KOTA
DUMAI DAN PMD SAMBUT TAHUN BARU DENGAN MUHASABAH DAN RENUNGAN AKHIR TAHUN
Potret budaya hura-hura dan kebebasan yang berlebihan
sebagaimana yang biasanya dilaksananakan
oleh sebagian remaja hari ini, menjadi hal yang seringkali sangat identik
dengan acara menyabut tahun baru. Berbalap liar berpasang-pasangan dan diakhiri
dengan pergi ketempat sunyi setelah jam 24.00 untuk melalukan hal-hal maksiat
yang sangat dimurkai Allah swt juga menjadi hal yang mudah dilihat dengan kasat
mata. Berkaca dengan hal di atas, Majelis Ulama Indonesia Kota Dumai dan PMD
Kota Dumai bersama Jamaah Rumah Tahanan Negara Kota Dumai melaksanakan kegiatan
Muhasabah atau renungan akhir tahun. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari selasa
31 Desember 2013 dari pagi dan berakhir
sebelum sholat zuhur.
Dalam sambutannya, Pengurus Masjid al Maghfirah Arian
Siswanto mewakili Ka Rutan Dumai menyampaikan terimaksih yang setinggi-tingginya
kepada MUI, dan PMD Kota Dumai yang telah bersama-sama dengan Rutan Dumai
melalukan pembinaan terhadap para narapidana Rutan Dumai. Harapan Muda Siregar Bendahara
Masjid al Maghfirah secara spesifik menyatakan bahwa kegiatan ini sangat
bermanfaat bagi narapidana dalam memahami makna hidup serta dapat menganalisa
dan merenungkan kembali perjalanan hidup mereka selama ini. Ketua PMD Kota Dumai
Drs. Ays’ari menyatakan bahwa PMD Kota Dumai akan berupaya untuk dapat lebih
dekat lagi kepada ummat Islam Kota Dumai melalui kegiatan dakwah yang lebih variatif.
Acara muhasabah dan renungan akhir tahun ini dipimpin langsung
oleh Lukman Syarif, MA. Ketua MUI Kota Dumai, yang memulai muhasabahnya dengan
mengajak seluruh jamaah untuk berusaha lebih ikhlas dalam beribadah karena
ikhlas adalah ruh dari setiap amal, tanpa keikhlasan amal kita persis seperti
bangkai yang tak bernyawa. Jika kita sering tidak ikhlas dalam beramal maka
kita tak lebih dari seorang penumpuk bangkai. Lebih lanjut Lukman Syarif
mengajak para jamaah untuk bertanya kepada diri masing-masing tentang apakah
yang kita cari dan kejar dalam hidup ini. Kita semua mestilah menyadari bahwa
kita semua terlahir dengan modal dan kemampuan menangis semata, punya mata tapi
tak melihat, punya tangan tapi tak mampu menggerakkannya dengan leluasa. Allah
swt akan mengambil nikmat dari kita satu persatu sebagaimana Allah memberikan
kita nikmat juga satu persatu. Di sela-sela zikir dan istighfar Ketua MUI Dumai
mengingatkan para jamaah tentang dekatnya kematian dan pergantian hari adalah
pertanda semakin dekatnya kita dengan kematian. Para narapidana banyak yang
tersentuh dengan kegiatan ini, sehingga banyak yang menangis tersedu-sedu
menginsafi kesalahan yang telah lalu, bahkan salah seorang jamaah menangis
terisak-isak ketika besalaman dengan Ketua MUI dan mohon didoakan agar
istiqomah dalam taubat dan penyerahan diri kepada Allah swt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar