KETUA MUI DUMAI AWALI TAUSIYAH DI RUTAN DUMAI
Ramadhan adalah bulan yang penuh
hikmah, kaya nilai dan tinggi rasa ukhuwah Islamiyah serta rasa kebersamaan
sesame ummat Islam. Rasa kebersamaan sesama ummat Islam adalah pancaran nyata
dari sebuah keimanan yang tulus dan mendalam kepada Allah swt, karena semua
manusia adalah sama dan hamba Allah, yang hanya diboleh dibedakan dengan takwa.
Sifat dan kecenderungan manusia yang suka membedakan seseorang dengan perbedaan
warna kulit, postur tubuh, suku dan keturunan serta status ekonomi adalah
perbuatan jahiliyah tak patut kita ulangi. Dengan kesadaran di atas, Lukman Syarif, MA. ketua MUI Dumai memilih masjid
al-Maghfirah RUTAN Dumai pada awal malam sholat tarawih untuk memberikan
tausiyah, karena jamaah masjid ini adalah bagian dari kelompok ummat Islam Kota Dumai yang kurang
mendapat sentuhan dakwah Islamiyah.
Pada
kegiatan tersebut Ketua MUI Dumai diminta untuk sekaligus bertindak sebagai
imam sholat isya dan tarawih dengan mayoritas jamaah terdiri dari para narapidana
laki dan wanita. Pada kesempatan tersebut Kepala Rumah Tahanan Negara Kota Dumai Marti, B.cIP, SH. dalam sambutannya
menyatakan bahwa selama masa tugasnya sebagai pegawai Lembaga Pemasyarakatan
dan Kepala Rumah Tahanan Negara barulah kali ini, menyaksikan kehadiran ketua
Majelis Ulama Indonesia di hari pertama tarawih, dan ini adalah penghargaan
istimewa buat RUTAN Dumai. Ka. Rutan Dumai juga berharap agar semua jamaah
masjid al-Maghfirah yang terdiri dari warga binaan, dapat mengikuti kegiatan
ramadhan dengan baik, teratur dan bersama-sama menjaga Keamanan. Beliau juga
berharap agar kehidupan beragama RUTAN Dumai dapat ditingkatkan dengan beberapa
kegiatan keagamaan yang lebih baik dan sederhana.
Para
jamaah dan kegiatan tersebut terlihat mengikuti tausiyah ketua MUI Dumai dengan
penuh rasa antusias yang kadang-kadang diselingi dengan dengan sedikit gelak
tawa. Ketua MUI Dumai menekankan perluanya paradigma baru dalam menyambut bulan
ramadhan agar ramadhan kali ini, tak menjadi perkara biasa yang bersifat ritual
tahunan semata, serta menjadikan ramadhan ini ramadhan terakhir dengan segala
usaha dan upaya yang maksimal untuk meraih ridho dan ampunan Allah swt. Lebih
lanjut ketua MUI menyampaikan bahwa setiap
Muslim patut membuang sifat kikir yang ada pada diri, terutama pada bulan
ramadhan, karena hal itu akan merusak rasa keberagamaan, dan orang akan kikir
akan lebih mengedepankan hitung-hitungan materi duniawi berbanding rasa
kepedulian kepada sesama dan cinta kepada Allah swt. Bulan ramadhan adalah
bulan kesholehan individu dan kesholehan sosial dengan balasan pahala yang
berlipat ganda, bahkan orang yang berpuasa jika dengan rela hati membukakan
puasa orang lain akan mendapat pahala puasa mereka tanpa mengurangi sedikitpun
pahala mereka. Tausiyah Ketua MUI Dumai diakhiri dengan do’a dan acara bersalam-salaman
dengan jamaah masjid al-Maghfirah
Rumah Tahan Negara Dumai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar